PT Rifan Financindo · Rifan Financindo · Rifanfinancindo

Dolar Kembali Menguat, Minyak Mentah Dunia Anjlok 1,5%

Padahal OPEC telah memangkas produksi minyak 1,8 juta barel per hari | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Dilansir CNBC, Selasa 7 Februari 2017, harga minyak mentah Brent anjlok 1,8 persen atau US$1 menjadi US$55,81 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS jatuh 1,5 persen atau 82 sen menjadi US$53,01 per barel.

Penguatan mata uang dolar Amerika Serikat dan meningkatnya produksi minyak AS menyebabkan harga minyak dunia anjlok pada perdagangan di bursa berjangka AS, Senin 6 Februari 2017.

Jumlah rig minyak di AS, bertambah 17 rig pada minggu lalu hingga 3 Februari, menjadi total 583 rig. Ini merupakan jumlah rig terbanyak sejak Oktober 2015.

Mata uang dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya dipicu oleh kekhawatiran terhadap ketidakpastian politik Eropa menjelang pemilihan umum. Sementara perusahaan-perusahaan energi AS melaporkan menambah jumlah rig minyak.

Rusia juga telah sepakat memangkas 100 ribu barel per hari dan berencana meningkatkan pemotongan produksi menjadi 300 ribu barel per hari.

Harga minyak masih rendah meski OPEC telah memangkas produksi minyak guna mendongkrak harga minyak. Sejauh ini berdasarkan survei Reuters, pemangkasan produksi minyak sudah dimulai sejak 1 Januari sebanyak 1,8 juta barel per hari.

Harga Minyak Naik, Terkerek Sanksi AS Terhadap Iran |PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Harga minyak naik tipis pada perdagangan Senin (6/2) di tengah kekhawatiran bahwa sanksi baru AS terhadap Iran bisa diperpanjang dan mempengaruhi pasokan minyak mentah, tapi pasar dibatasi oleh tanda-tanda lebih lanjut dari produksi AS.

Harga minyak mentah Brent berjangka, patokan internasional untuk harga minyak, yang diperdagangkan pada US$56,86 per barel pada awal perdagangan, naik 5 sen dari penutupan terakhir mereka.

Seperti dilansir dari Reuters, ketegangan antara Teheran dan Washington telah meningkat sejak uji rudal balistik Iran baru-baru ini mendorong pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap individu dan entitas terkait dengan Garda Revolusi Iran.

Para pedagang mengatakan, ketegangan antara Teheran dan Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran bahwa sanksi AS bisa diperketat lebih lanjut untuk mempengaruhi ekspor minyak Iran, yang jumlahnya hanya diizinkan untuk kembali ke level normal tahun lalu.

“Langkah oleh AS untuk memberlakukan pembatasan baru terhadap Iran setelah menguji sebuah rudal balistik telah meningkatkan risiko ketegangan lebih lanjut dan mengganggu pasokan. Ini dibalas oleh data yang menunjukkan kenaikan kuat lain dalam kegiatan pengeboran di AS,” ujar pihak ANZ Bank.

Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka naik 5 sen menjadi US$53,88 per barel.

Perusahaan energi AS menambah rig minyak selama minggu ke-13, memperpanjang pemulihan sembilan bulan usai pengebor mengambil keuntungan dari harga minyak mentah yang telah berada di level lebih dari US$50 per barel sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat untuk memangkas pasokan pada akhir November.

Meningkatnya produksi AS, yang dipimpin oleh perusahaan pengebor shale, meredupkan upaya yang dipimpin oleh OPEC dan produsen lainnya seperti Rusia untuk mengakhiri kelebihan pasokan global dengan memotong produksi mereka yang rata-rata direncanakan hampir 1,8 juta barel per hari (bph ) selama semester pertama tahun ini.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc menyatakan, perusahaan pengeboran menambah 17 rig minyak di minggu ke-3 Februari, sehingga total jumlah mencapai 583, tertinggi sejak Oktober 2015.

Harga Minyak Tertekan Keperkasaan Dolar | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), akibat dolar yang lebih kuat dan meningkatnya aktivitas pengeboran minyak serpih (shale oil) di Amerika Serikat.

Dolar yang lebih kuat membuat komoditas-komoditas yang dihargakan dalam greenback, seperti minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Dolar naik tipis terhadap sebagian besar mata uang utama pada Senin, di tengah kekhawatiran atas ketidakpastian politik di Eropa menjelang pemilihan umum.

Sementara itu, jumlah rig AS yang beroperasi pada pekan lalu naik 17 rig menjadi 583 rig. Para investor sudah sangat khawatir tentang peningkatan aktivitas pengeboran AS, karena akan meningkatkan produksi minyak AS.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April berkurang USD1,09 menjadi ditutup pada USD55,72 per barel di London ICE Futures Exchange.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun USD0,82 menjadi menetap di USD53,01 per barel di New York Mercantile Exchange.

PT Rifan Financindo

Leave a comment