PT Rifan Financindo · Rifan Financindo · Rifanfinancindo

“Apakah Gas ke Rumah Saya Ikut Mati kalau Listrik Mati?”

Pembangunan jaringan gas di Balikpapan menelan biaya Rp 49,7 miliar | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka

Jaringan gas kota di Balikpapan sejatinya sudah menjadi wacana lama sejak 2012. Pemkot Balikpapan telah memulai sosialisasi bahkan lobi, dari kontraktor migas hingga Kementerian ESDM, untuk bisa memanfaatkan beberapa sumur migas yang sudah tidak berproduksi ini. Sayang, rencana itu berhenti begitu saja pada tahun itu juga.

“Padahal, kita sudah pernah mencanangkan sebagai city gas pada 2012. Chevron saat itu belum punya rencana mengaliri gas ke rumah tangga. Sekarang semua (pihak) serius,” kata Asisten II Bidang Perekonomian Pembangunan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Balikpapan, Sri Soetantinah.

Pada 2015, niat membangun gas perkotaan kembali diwujudkan. Sosialisasi semakin gencar. Pembangunan jaringan pipa gas dikebut pada 2016 dan bisa dialiri mulai awal 2017 ini.

Pembangunan jaringan gas di Balikpapan menelan biaya Rp 49,7 miliar. Gas didapat dari sumur kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Chevron Indonesia Company, dengan alokasi 0,5 MMSCFD.

PTGN juga membidik Pekanbaru, Muara Enim, Panukal Abab Lematang Ilir, dan Mojokerto. Totalnya bisa mencapai 130.000 sambungan.

“Pertamina juga mengembangkan jargas non-subsidi di Jambi dan Prabumulih,” kata Presiden Direktur PTGN Linda Sunarti.

Wiratmaja mengatakan, jaringan gas (jargas) akan terus dikembangkan ke kota lain. Tahun ini, jaringan di Bontang dengan 10.000 sambungan dan Samarinda dengan 1.500 sambungan.

Ida Mahmuda, warga RT 23 Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, digaji Rp 1,5 juta setiap bulan sebagai pegawai kebersihan sebuah rumah sakit negeri.

Karena itu, ia bekerja sambilan menjual camilan goreng, kopi, teh, dan beragam minuman cepat saji lain di teras rumah. Namun, jualan juga memerlukan ongkos besar.

Gaji sebanyak itu, menurut Ida, sangat berat untuk menghidupi empat anak di Kota Balikpapan yang serba mahal.

Ida mendadak kembali bersemangat karena distribusi gas kota mengaliri dapurnya sejak sepekan lalu.

Gas seolah tidak habis, meski sudah lebih sepekan dipakai. Ia juga tidak khawatir kehabisan gas. Usaha kaki limanya pun berpeluang lebih baik. Meteran gas yang terpasang di luar rumahnya baru menunjukkan angka 1,5 kubik.

“Itu berarti Bu Ida harus membayar Rp 5.000 untuk pemakaian gas selama satu minggu ini,” kata Direktur Minyak dan Gas Bumi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja.

Ia harus merogoh rata-rata Rp 60.000 per bulan hanya untuk membeli tiga tabung elpiji 3 kilogram.

“Paling sering untuk masak air (jualan minuman). Bila habis uang beli gas, terpaksa memasak pakai magic jar listrik,” kata Ida.

Ida pun melihat potensi pemakaian gas yang irit. Ongkos beli gas pun terasa akan lebih ringan.

“Kalau dulu bisa beli 3 tabung tiap bulan, ini bisa lebih murah (Rp 20.000-an),” kata Ida.

Wiratmaja datang ke Balikpapan untuk mengecek langsung penyaluran pertama kali gas kota di Balikpapan.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Migas karena menjadi warga yang bisa menikmati gas murah.

Ida merupakan salah satu dari 3.849 warga Balikpapan yang mulai menikmati aliran gas kota mulai Kamis (2/2/2017). Ia adalah pelanggan pertama jaringan gas kota tersebut.

“Pak Dirjen, saya mau tanya, apakah gas ke rumah saya ikut mati kalau listrik mati?” kata Ida.

Pertanyaan itu disambut tawa oleh semua orang yang mengiringi Dirjen Migas. Dirjen kemudian menegaskan bahwa gas tidak terpengaruh kondisi listrik.

Pemerintah Yakin Tekan Impor Elpiji | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengatakan, selama ini Indonesia terpaksa mengimpor elpiji dalam jumlah besar yakni sebanyak 65 persen. Impor elpiji terpaksa dilakukan karena produksi dalam negeri terbatas jumlahnya.

Pemerintah terus berupaya untuk membangun jaringan distribusi gas Bumi (jargas) untuk meningkatkan nilai pemanfaatan gas bumi dan mengurangi impor elpiji. Pemerintah berharap kondisi itu bisa dilakukan dan nantinya memberi efek positif bagi upaya untuk mencapai ketahanan energi.

Menurutnya dengan dibangunnya jargas untuk rumah tangga maka diharapkan dapat mengurangi impor elpiji sekaligus mengurangi subsidi elpiji tiga kg yang selama ini ditanggung negara. Bersama BUMN, kata Wirat, pemerintah akan terus menambah jaringan-jaringan gas agar semua masyarakat dapat merasakan manfaat dari gas bumi.

Tidak hanya menekan impor dan subsidi, Wirat menambahkan, pembangunan jargas juga akan bermanfaat langsung bagi ibu rumah rumah tangga. Menurutnya dengan jargas dapat meringankan biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan masyarakat.

“Wilayah-wilayah yang sudah kita bangun jaringan gasnya ini cukup tersebar di mana ada gas. Dan termasuk di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang ada gasnya,” jelas Wirat, seperti dikutip dari laman resmi Ditjen Migas, di Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Wirat berharap, pembangunan jargas untuk rumah tangga kedepannya dapat dibangun di daerah yang memiliki sumber gas atau dekat dengan sumber gas. Hal itu karena akan memudahkan. “Di mana ada sumber gas maka di situ akan diprioritaskan pembangunan jaringan gas,” pungkas dia.

Rata-rata biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk memasak dengan menggunakan elpiji adalah sekitar Rp54.000 sampai Rp75.000 per bulan. Sedangkan menggunakan gas bumi, hanya sekitar Rp 45 ribu.

Pemerintah Akan Integrasikan Jaringan Gas di Kalimantan Timur | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pembangunan jaringan gas di Kalimantan Timur tidak hanya ‎untuk jaringan rumah tangga tetapi juga industri. Langkah ini diharapkan bisa mendorong kegiatan ekonomi.

Pemerintah berencana membangun jaringan gas terintegrasi di seluruh kota dan kabupaten di Kalimantan Timur. Pembangunan jaringan gas ini untuk mendorong perekonomian dan meningkatkan penggunaan gas.

Pemerintah berencana membangun jaringan gas terintegrasi di seluruh kota dan kabupaten di Kalimantan Timur. Pembangunan jaringan gas ini untuk mendorong perekonomian dan meningkatkan penggunaan gas.

‎”Kita punya rencana bangun infrastruktur gas yang terintegrasi di Kalimantan Timur, akan menghubungkan semua kota tidak jargas tapi industri,”‎ kata dia di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (3/2/2017).

“Cuma sekarang belum ada penyangga antar kota, nanti antar kota ini yang dipakai. Kita maunya kota-kota di Kalimantan Timur tersambung semua,” tutup Wirat.

Dia mengungkapkan, untuk mengintegrasikan jaringan gas di Kalimantan Timur, akan dibangun pipa penyangga penghubung antar kota atau kabupaten, yang rencana pembangunannya dimulai pada tahun ini.

Rifanfinancindo

Leave a comment