PT Rifan Financindo · Rifan Financindo · Rifanfinancindo

BPJS Ketenagakerjaan gandeng Tokopedia dan GIZ berdayakan disabilitas

Penyandang disabilitas dapat mengembangkan produk sesuai keterampilan masing-masing | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menggandeng Tokopedia dan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) untuk menyelenggarakan serangkaian kegiatan pelatihan untuk lebih memberdayakan penyandang disabilitas.

Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut program GN Lingkaran yang dilaksanakan Desember 2016 lalu, demikian seperti dikutip dari keterangan tertulis BPJS.

“Kegiatan ini adalah wujud nyata perhatian BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan menyeluruh kepada para pekerja di Indonesia,” kata Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali Nusa Tenggara dan Papua, Kuswahyudi, di Denpasar, Selasa.

Mayoritas peserta adalah penyandang tuna daksa, dan beberapa tuna grahita yang telah memiliki keahlian dalam mengembangkan produk sesuai keterampilan masing-masing.

“Diharapkan dengan melakukan inisiatif-inisiatif strategis seperti ini, dalam jangka pendek dapat memberdayakan penyandang disabilitas melalui penciptaan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas, dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan kemandirian penyandang disabilitas secara ekonomi, sosial dan budaya,” katanya.

Pelatihan mulai berlangsung hari ini dan diikuti puluhan peserta yang berasal dari dari sejumlah yayasan, di antaranya Yayasan Bunga Bali, Yayasan Bhakti Senang Hati, Yayasan Cahaya Mutiara, Yayasan Peduli Kemanusiaan dan Yayasan Puspadi.

Untuk itu, Tokopedia selaku e-commerce terbesar di Indonesia dilibatkan dalam pelatihan, guna mendukung terwujudnya kemandirian para penyandang disabilitas dalam menghadapi ekonomi digital melalui pelatihan pemanfaatan internet dalam berbisnis online.

“Misi kami adalah pemerataan ekonomi digital. Kami ingin memastikan siapa saja bisa mewujudkan mimpi untuk membangun bisnis, dimulai dari Tokopedia. Kami percaya setiap individu bisa menciptakan peluangnya masing-masing, tidak terkecuali penyandang disabilitas,” tutur Communications Lead Tokopedia Siti Fauziah.

Meskipun telah memiliki kompetensi dalam pengembangan produk, peserta perlu mendapat pelatihan soal soft skill dalam pendistribusian dan penjualan produk.

“Melalui program perlindungan sosial (Social Protection Programme/SPP), kami kami berusaha mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja dengan disabilitas maupun kemandirian penyandang disabilitas untuk berwirausaha, yang selanjutnya akan berkontribusi terhadap kemandirian ekonomi penyandang disabilitas,” ujar Deputi Direktur Program Perlindungan Sosial GIZ Frank Schneider.

Turut serta mendukung pelatihan tersebut yakni GIZ, melalui kegiatan peningkatan kapasitas serta assessment penciptaan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan yang kondusif bagi pekerja penyandang disabilitas. Inklusivitas penyandang disabilitas, khususnya dalam program perlindungan sosial, adalah salah satu dukungan utama yang diberikan Pemerintah Republik Federal Jerman kepada Pemerintah Indonesia sejak tahun 2010.

BPJS Ketenagakerjaan: Baru 300 Tenaga Kerja Asing di Bali yang Bergabung | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali Nusra Papua (Banuspa) Kuswahyudi menyatakan akan mengejar tenaga kerja asing (TKA) yang belum bergabung dalam program pemerintah ini.

Jumlah tenaga kerja asing di Bali yang mendaftarkan diri kedalam program BPJS Ketenagakerjaan ternyata baru sekitar 300 orang.

“Pasti akan kami kejar, bahkan kalau perlu akan kerjasama dengan imigrasi terkait sanksi karena ada aturan kepesertaan program ini wajib termasuk mereka yang bekerja di Indonesia,” jelasnya, Selasa (24/1/2017).

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali, jumlah TKA yang bekerja di Pulau Dewata mencapai 2.131 orang. Jumlah tersebut baru yang terdaftar di Pemprov Bali belum termasuk yang terdaftar di dinas tenaga kerja kabupaten dan kota.

Ditambahkan oleh Kepal‎a BPJS Ketenagakerjaan Bali II Anak Agung Karma Krisnadi, potensi TKA di mencapai lebih dari 1.000 orang. Artinya, kata dia, masih banyak belum bergabung dengan program pemerintah Indonesia ini.

Dia menegaskan akan berusaha mendekati TKA yang belum bergabung dan memberikan edukasi serta pemahaman agar bersedia bergabung mengikuti Jaminan Hari Tua (JHT) ataupun jaminan kecelakaan dan kematian. Menurutnya, sangat disayangkan apabila ekspatriat tersebut tidak bergabung dalam program ini, karena sudah bekerja di Indonesia.

BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pekerja Asing di Bali | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

BPJS Ketenagakerjaan akan menyasar pekerja asing di Provinsi Bali untuk terdaftar dalam program jaminan sosial tenaga kerja tersebut karena yang baru terjamin sekitar 300 pekerja dari potensi yang diprediksi lebih dari seribu orang.

Menurut dia, pihaknya akan lebih intensif dengan bekerja sama Imigrasi dan Dinas Tenaga Kerja serta instansi terkait untuk meregister mereka masuk BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami akan kejar (kepesertaan tenaga kerja asing) karena potensinya tenaga kerja asing lebih dari seribu,” kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali Nusa Tenggara dan Papua Kuswahyudi di Denpasar, Selasa.

Dia menjelaskan tenaga kerja asing yang sudah bekerja di Indonesia selama minimal enam bulan maka bereka harus dijamin BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami targetkan kepesertaan semaksimal mungkin,” kataya.

Sementara itu secara umum tenaga kerja di Bali yang terdaftar BPJS Ketenagakerjaan baru mencapai 60% atau sekira 1,2 juta orang dari sekitar dua juta orang angkatan kerja di Pulau Dewata dengan jumlah perusahaan di Bali mencapai sekitar 400 ribu perusahaan.

Kuswahyudi menambahkan bahwa Bali menjadi salah satu provinsi yang paling banyak mengoleksi pekerja sektor informal yang memiliki peluang untuk bergabung BPJS Ketenagakerjaan.

Dia menilai masih banyaknya pekerja di Bali yang belum terdaftar jaminan sosial tenaga kerja karena mereka masih belum menganggap jaminan sosial sebagai kebutuhan dan belum terbiasa.

PT Rifan Financindo

Leave a comment